Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

Harga Anjlok, Petani Cabe Menjerit

BULELENG – Para Petani Cabe di Buleleng menjerit akibat anjloknya harga cabe yang terjadi sejak bulan April lalu. Anjloknya harga diduga akibat permainan para tengkulak yang membeli hasil panen para petani dengan harga murah.

Salah seorang petani cabe besar jenis Lombok asal Desa Panji Anom Buleleng,  Komang Suar (31), mengaku, harga cabe terus mengalami penurunan harga sejak empat bulan lalu.

Disela-sela upayanya memetik cabe, Komang Suar bercerita, bahwa harga cabe hanya bisa dijual berkisar antara 6000 hingga 8000 per - kilogramnya.

“Kalau dihitung-hitung biaya dari awal pemeliharaan dengan jumlah lahan seluas ini sudah jauh merugi. Tidak dipetik malah rugi, lihat saja cabenya sudah pada kering di pohon,” tuturnya.

Petani Cabe ini juga menduga, bahwa anjloknya harga cabe saat ini dikarenakan banyaknya cabe dari luar Bali sehingga menambah berat persaingan di pasaran.  Belum lagi soal hama dan suhu udara yang cukup panas menyebabkan  tanaman cabe tidak bisa tumbuh maksimal.

“Kami berharap kondisi harga bisa normal kembali agar tidak hanya kembali modal saja, ”harapnya.

Ditempat terpisah, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Buleleng, Suparto menyatakan,  sejauh ini, pihak Dinas sudah melakukan pemantauan maksimal soal harga cabe di pasaran.

“Kita bahkan  melakukan monotirong setiap minggu  sekali turun ke lapangan agar harga cabe di pasaran tetap stabil, “ tegas Suparto.

Suparto menjelaskan, bahwa penyebab anjloknya harga cabe besar petani lantaran banyaknya pasokan cabe dari luar Bali. Bahkan sesuai hasil pantaunnya, untuk harga cabe kriting berkisar antara 18.000 hingga 20.000 rupiah per kilogramnya.

Untuk itu, agar petani tidak terus menerus merugi, Suparto berencana akan melakukan pendekatan kepada para petani agar tidak gampang menjual dengan harga murah.

“Terus terang saja disinilah para pembeli di lapangan dengan spekulasi kepada para petani.  Kadang- kadang harga dipermainkan oleh para pembeli. Kami akan secepatnya bina para petani  di lapangan agar jangan sampai terpengaruh para tengkulak nakal, “ papar Suparto. (Mer/ Cia)

Komentar