Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

Kepesertaan BPJS di Bali Capai 66.88 persen

foto : istimewa

GIANYAR - Program jaminan kesehatan di Bali cukup diminati. Data BPJS Kesehatan menyebutkan sebanyak 66.88 persen warga Bali sudah ikut dalam kepersertaan BPJS Kesehatan. Ditingkat daerah, serapan jaminan kesehatan BPJS paling rendah di Kabupaten Jembrana yakni 43 persen, sementara Kabupaten Badung tertinggi mencapai 100 persen.

Demikian diungkapkan Asisten Deputi Bidang Monitoring dan Evaluasi BPJS Kesehatan Kedeputian Wilayah Bali, NTB dan NTT, Triwidhi Hastuti Puspitasari, kepada awak media di Gianyar. Selasa (21/11/2017).

Dijelaskan, masing-masing daerah memiliki kesadaran berbeda terhadap program jaminan kesehatan di Bali, salah satunya, kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya jaminan kesehatan.  

"Badung tertinggi mencapai angka 100 persen, sedangkan terendah Kabupaten Jembrana 43 persen," ujarnya.

Diungkapkan, periode Januari-Oktober 2017, peserta BPJS Kesehatan di Bali telah mencapai 66.88 persen atau telah menyerap sekitar 3.088.984 penduduk dari total jumlah penduduk Bali sebanyak 4.484.801 orang.

Meski demikian, program BPJS ini masih menemui beberapa kendala di lapangan, salah satunya,  proses pembayaran yang dinilai masih tersendat di bawah.

Kendala itu ditegaskan, berdampak pada pembayaran layanan di masing-masing rumah sakit yang sudah menerapkan layanan BPJS Kesehatan.

“Untuk wilayah Bali, jumlah iuran (premi) yang telah dibayarkan peserta sebanyak Rp 776 miliar dan hingga bulan Oktober ini, pelayanan yang harus dibayarkan untuk wilayah Bali sebanyak 1.57 trilyun. Total jumlah iu untuk membayar 604 fasilitas kesehatan primen dan 46 pasilitas rujukan,” paparnya.  

                                                  

Dilain pihak, Deputi Direksi Wilayah Bali, NTB dan NTT BPJS Kesehatan, Army Adrian Lubis, menyatakan optimismenya kalo program jaminan kesehatan di Indonesia merupakan program yang cukup sukses.

Dijelaskan, dibandingkan dengan negara maju, membutuhkan waktu hingga 30 tahun untuk menerapkan system jaminan kesehatan kepada masyarakatnya, namun di Indonesia hanya butuh waktu 4 tahun sudah mampu menyerap hampir 70 persen penduduk Indonesia atau sekitar 184,5 juta masyarakat Indonesia.

Saat ini, jumlah kepesertaan kesehatan untuk wilayah Bali, NTB dan NTT telah mencapai 10.513.004 jiwa dari jumlah total penduduk sebanyak 15.163.007 jiwa dan belum masuk sebanyak 4,650.003 jiwa.

“Yang belum masuk hanya sekitar 30 persen, dari total jumlah penduduk Bali dan Nusa Tenggara,” paparnya. (Cia)

Komentar