Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

Bantuan Beras Kosong, Pengungsi UPT Rendang Mengeluh

Foto : Oke

KARANGASEM - Para Pengungsi di Posko UPT Dinas Pertanian Rendang mengeluhkan bantuan beras pemerintah yang tidak kunjung datang. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, para pengungsi Gunung Agung ini terpaksa membeli beras atau meminjam beras pengungsi lainnya.  

Meski amprah beras telah diajukan, namun bantuan beras tak kunjung tiba sehingga para pengungsi terancam kelaparan. Menurut pengungsi, amprah terakhir diajukan 31 Desember lalu, lewat Dinas Sosial melalui Posko Tanah Ampo .

“Kalau beras tidak ada pengungsi beli sendiri begitu juga dengan kebutuhan lainya,” ujar I Nengah Sama, salah satu pengungsi asal Kesimpar. Senin (15/1).  

Bukan hanya beras, beberapa kebutuhan pokok lainya juga semakin terbatas, seperti lauk pauk semakin sulit terpenuhi secara keseluruhan. Bantuan gas elpiji juga juga dikeluhkan sebab bantuan yang diberikan tidak mampu memenuhi selruh pengungsi yang ada.

“Jika tidak ada, pengungsi berusaha untuk diam saat ini. Sehari paling dapat 10 buah gas untuk semua pengungsi. Jelas itu tidak cukup,” bebernya.

Kondisi tersebut semakin nampak, dengan habisnya stock berada di Posko UPT Rendang sementara beras tersebut merupakan salah satu kebutuhan pokok dipengungsian.  

Akibatnya, banyak pengungsi terpaksa beli sendiri, untuk memenuhi kebutuhan sehar-hari. Jika tidak memilki uang, maka mereka terpaksa meminjam beras pengugsi lainnya yang masih tersisa.

Sesekali para pengungsi masih beruntung, sebab beberapa donator secara pribadi kerap membantu pengungsi di UPT Dinas Pertanian Rendang. Hanya saja, untuk beras menurut Sama tidak setiap hari ada, bahkan sering tidak cukup. Begitu juga untuk bantuan lainya.

Untuk itu, sama dan pengungsi lainnya berharap agar pemerintah bisa mengirimkan logistic terutama beras untuk pengungsi karena bantuan tersebut merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi pengungsi untuk bertahan hidup di pengungsian.

Di Posko UPT Pertanian Rendang saat ini terdapat 1300 orang pengungsi. Sebagian pengungsi memang sudah pulang, namun sebagian lagi masih bertahan di Posko. Mereka rata rata berasal dari radius dibawah 6 km seperti Temukus dan Kesimpar.  Sebagian pengungsi tetap bertahan di pengungsian meski berada di di luar zona  6 km dengan alasan takut pulang karena Gunung Agung masih erupsi.

Sementara itu,  kelangkaan logistic terutama beras diakui Camat Rendang,  I Wayan Mastra. Hal itu disebabkan karena bantun beras dari Bulog belum tiba ke pengungsian, dan sudah masuk amprah agar segara dikirim ke pengungsian.

“Ya untuk beras bolog selama ini memang belum datang, sementara sudah amprah,” ujarnya. 

Hal yang sama juga diakui Kasi KesraCamat Rendang, Wayan Sudiarta yang juga Kepala Pos Logistic Posko Pengungsi UPT Pertanian Rendang, Sudiarta mengakui kalau saat ini yang kosong hanya beras dan masih dalam proses amprah dari Posko Rendang ke Dinas Sosial Karangasem.

Sementara itu Kadis Sosial Karangasem, Puspa Kumari mengakui sudah meminta kordinator pengungsi UPT Dinas Pertanian Rendang untuk menghubungi pihak Bulog Banjarangkan,  karena cadangan beras pemerintah stoknya memang di gudang bulog tersebut.

Puspa juga mengatakan, setiap sumbangan beras beras Cadangan Pemerintah CBP langsung dikirim Bulog ke Posko pengungsi di Kecamatan. Hal itu, untuk menghindari beras tidak turun naik dan memotong birokrasi, disamping keterbatasan tenaga angkut di Posko Tanah Ampo  sehingga dilakukan upaya droping langsung ke Pos Kecamatan.

“Untuk mengatasi masalah itu, kordinator posko pengungsi untuk segera mengajukan ke Bulog di Banjarangkan,” tutur Puspa Kumari.

Dilain pihak, Wakil Bupati Karangasem, I Wayan Artha Dipa meminta kepada para pengungsi agar bersabar, karena alasan terjadinya mutasi yang baru sajak dilakukan. Terutama terkait dengan bendahara yang berhubungan dengan perencanaan.  

“SK Mutasi harus kelar dan keluar dulu sehingga bisa mengeluarkan uang untuk oprasional Posko dan bantuan logistic ke posko pengungsi,” tegas Artha Dipa. (Oke/Cia

 

Komentar