Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

Perayaan Imlek, Koster Serukan Jaga Toleransi dan Persaudaraan

Wayan Koster saat melakukan persembahyangan di Vihara Dharmayana Kuta. Jumat (16/2). Foto : Ist

BADUNG - Calon Gubernur Bali nomor urut 1 (satu), Wayan Koster mengikuti prosesi persembahyangan di Vihara Dharmayana Kuta bersama umat Tionghoa Bali. Calon gubernur yang diusung PDI Perjuangan, Hanura, PAN, PPP, PKB dan PKPI itu hadir bersama rombongan. Jumat (16/2), sekitar pukul 18.30 Wita.

Tiba di Keleteng, Koster langsung diterima Pengurus Vihara Dharmayana Kuta ditemani Ketua Tim Pemenangan Koster-Ace Kabupaten Badung,  I Gusti Anom Gumanti dan jajaran pengurus PAC PDIP Kecamatan Kuta serta Kelian Banjar Temacun, Kuta.

Kedatangannya ke vihara juga tidak terlepas dari historis umat Hindu Bali dan etnis Tionghoa yang memiliki pertalian persaudaraan yang cukup erat. Dengan hidmat Koster menghaturkan sembah dan baktinya di vihara yang disebut Kongco Leng Gwan Kuta itu. Koster disapa dengan hangat oleh sejumlah umat yang tengah menggelar persembahyangan. Secara khusus ia mrngucapkan selamat Imlek kepada umat yang merayakannya.

"Hari raya Imlek ini bagi kita, Bangsa Indonesia, secara khusus masyarakat Bali, patut mengucapkan puji syukur. Mari terus kita tunjukkan semangat toleransi yang sudah terjalin dengan baik di Bali," kata Koster.

                                               

Menurut Koster, Indonesia merupakan bangsa yang plural, menghargai Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA) sebagaimana slogan Bhineka Tunggal Ika. Kandidat yang berpasangan dengan Tjokorda Oka Arta Ardana Sukawati (Cok Ace) itu memaknai Imlek sebagai sesuatu yang kontekstual dengan perjalanan bangsa yang sudah lewat dan akan datang.

Dalam kesempatan itu, Koster juga berharap agar semangat toleransi terus terjaga. Demikian juga dengan rasa persaudaraan dan persatuan tidak boleh memudar. Dalam hal ini, semua pihak harus bersinergi mewuudkan kerukunan antar umat beragama di Indonesia khususnya di Bali. Secara khusus, Calon Gubernur asal Sambiran Buleleng ini juga mengucapkan selamat Hari Raya Imlek buat warga yang merayakannya.

“Mari bersama menjaga toleransi yang sudah terjalin selama ini.  Selamat Hari Raya Imlek bagi yang merayakannya,” tutur Koster.

Koster juga memaparkan historis umat Hindu Bali dan etnis Tionghoa memiliki pertalian persaudaraan yang cukup erat. Dalam perkembangannya, hubungan tersebut semakin membaik dan tetap haru dijaga.  Ia berharap agar persaudaraan itu terus dipupuk, dijaga dan dirawat agar semangat persatuan dan keragaman di Bali menjadi percontohan bagaimana Pancasila dibumikan dengan baik.

"Mari terus kita pupuk agar semangat persatuan, persaudaraan dan keragaman di Bali agar terus terajut agsr bisa kompak, solid, bersatu, agar Bali ini menjadi percontohan bagaimana nilai-nilai Pancasila dibumikan dengan baik, sebagaimana yang diajarkan Bung Karno," papar dia. 

Sementara itu, Penanggung Jawab Vihara Dharmayana Kuta, Adi Dharmaja Kusuma megaku terkejut dengan kehadiran Calgub Koster yang datang tiba-tiba. Ia mengaku tak tahu jika kandidat Gubernur Bali yang populer dengan 'Salam Satu Jalur' itu akan bersembahyang di vihara yang dikelolanya. 

"Kita tidak tahu  kalau beliau mau datang ke sini. Ini sama sekali tidak di setting. Mungkin beliau ingin hadir di sini pada saat hari raya Imlek ini agar lebih dekat dan lebih mengenal perayaan Imlek itu sendiri," kata Adi.

Ia pun mengucapkan terima kasih kepada Koster yang telah meluangkan waktu bersembahyang di vihara yan memiliki hubungan dengan Kerajaan Mengwi pada zaman dahulu itu.

"Memang beliau peenah menyampaikan ingin sekali bersembahyang menghaturkan sembah bakti kepada pujaan kami di sini. Semoga apa yang beliau inginkan yakni menjadi Gubernur Bali periode 2018-2023 bisa tercapai. Kami sangat welcome dengan kehadiran beliau,” ucapnya. 

Adi mengaku Koster cukup antusias saat diberi penjelasan perayaan Imlek. Begitu juga saat diajak sembahyang, Koster dengan senang hati dan tulus menjalaninya.

"Tadi saya ceritakan kalau vihara ini salah satu tempat ibadah tertua di Bali. Tempat pujaan kita ada hubungannya dengan Bali, zaman kerajaan Mengwi. Warga juga tadi banyak yang megenali beliau. Ini bukan politik, tidak. Mungkin beliau ingin mengenal lebih dekat. Beliau sudah sejak dulu memang ingin ke sini. Mungkin ounya ikatan batin dengan yang ada di sini," paparnya. (Tim/Cia)

Komentar