Siat Yeh, Bangkitnya Tradisi Lama Warga Banjar Teba Jimbaran
- 18 Maret 2018
- 20:42 WITA
- Sosial Budaya
- Bali
Suasana 'Siat Yeh' Warga Banjar Teba, Jimbaran, Badung. Tradisi lama yang nyaris punah. Minggu (18/3). Foto : Gus/Ist
BADUNG - Sebuah tradisi yang sempat hilang kini muncul kembali. Meski sudah lama terkubur, namun tradisi tersebut berupaya dimunculkan kembali oleh warga Banjar Teba, Jimbaran, Badung, Bali.
Tradisi itu disebut Siat Yeh, Pengelukatan Agung, yang diadakan bersamaan dengan Ngembak Gni atau sehari setelah perayaan Nyepi. Untuk kali ini, Siat Yeh diadakan untuk pertama kalinya, bertempat di catus pata Banjar Teba, Jimbaran. Minggu (18/3).
Prosesi Siat Yeh diawali dengan mendak tirta ke pantai timur dan barat Jimbaran. Proses mendak tirta ini dilakukan sebagai wujud mohon tirta suci untuk diguankan sebagai bahan pengelukatan.
Jika dahulu, sumber air Pantai Timur dan Barat akan bertemu dalam satu titik campuan, sehingga krama banjar disanalah kerap nunas pengelukatan.
“Biasanya krama akan ramai-ramai ke pasih atau ke air saat Nyipeng, tetapi karena Nyipeng tidak boleh keluar, maka itu dilakukan saat Ngembak Gni. Sayangnya, kemajuan pembangunan, membuat pertemuan air dari dua sumber itu tidak bisa lagi dilakukan, sehingga tradisi kami hilang,” ujar penggagas acara IGKG Yusa Arsana Putra.
Selanjutnya, muncul pemikiran, untuk membangkitkan kembali tradisi lama itu, dengan mengambil momentum Banyu Pinaruh tahun 2018 ini.
“Momen Ngembak Gni dengan Banyu Pinaruh bersamaan sehingga pas sekali tradisi Siat Yeh kami lakukan dengan model kekinian,” katanya.
Ketua panitia AA. Bagus Cahya Dwijanata menambahkan, tradisi Siat Yeh ini, akan terjadi puncaknya saat dua sumber air dari pantai Timur dan Barat disatukan di depan balai banjar Teba, Jimbaran. Dengan disambut tari rejang oleh ibu-ibu PKK, selanjutnya dua tirta itu disatukan dan diikuti seluruh peserta yang sebagian besar dari para sekeha teruna teruni banjar.
“Melalui tradisi ini, kami generasi muda ingin melestarikannya sehingga ke depan, tradisi Siat Yeh ini bisa rutin dilakukan tiap Ngembak Gni,” katanya.
Koordinator kesenian Banjar Teba, I Wayan Eka Santa Purwita menambahkan, karena baru pertama kali dilaksanakan, diharapkan tahun depan tradisi ini bisa dilanjutkan dengan rangkaian acara festival budaya. Dia pun bersyukur, tradisi lama yang dibangkitkan kembali ini, mendapatkan apresiasi dari Pemda Badung dengan adanya penandatanganan prasasti.
Melalui Siat Yeh ini, diharapkan segala kekotoran duniawi bisa dihilangkan setelah melakukan upacar penyucian diri dengan melukat bersama. Acara Siat Yeh ini diawali dengan penyiraman tirta pengelukatan oleh Wakil Bupati Badung Ketut Suiasa.(Gus/Cia)
Komentar