Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

4 Kota Tertarik Pembangkit Listrik Micro Hidro Tabanan

Foto : Ist/Hms

TABANAN – Rupanya pembangkit listrik micro hidro yang dimiliki Kabupaten Tabanan mengundang minat sejumlah daerah di Sulawesi untuk berkunjung. Tujuannya yakni untuk belajar mengenai tehnologi terbarukan terkait pembangkit listrik micro hidro sekaligus ingin  mengetahui sejauh mana pengelolaan sampah yang dilakukan di lumbung beras pulau Bali ini.

Ada 4 (empat) kota yang telah melakukan kunjungan ke Tabanan yakni Kota Ambon, Makasar, Ternate dan Kota Palopo. Semuanya merupakan rombongan Tim Sekretariat Apeksi Komwil VI. Diterima Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Tabanan, I Wayan Miarsana, rombongan diterima di Restoran Gong Jati Luwih, Penebel, Tabanan. Rabu kemarin.

Rombongan Tim yang dipimpin Wakil Walikota Ambon, Syarief Hadler mengatakan, tujuan kunjungannya ke Kabupaten Tabanan adalah untuk mempelajari kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Tabanan dengan Pemerintah Toyama, Jepang mengenai Teknologi terbarukan, yakni Pembangkit Listrik Micro Hidro dan pengelolaan Sampah di Tabanan.

Dijelaskan, tujuan kunjungan mereka sekaligus unyuk mengkoordinasikan terkait permasalahan sampah, karena sampah memang merupakan masalah yang kompleks di setiap kota di Indonesia.

“Masyarakat masih beranggapan bahwa sampah layaknya berakhir di tempat sampah. Bila sampah dikelola dengan benar, sesuai dengan 3 R (Reuse, Reduce, Recycle) dan bantuan teknologi terbarukan maka sampah apapun bisa digunakan kembali”, jelas Wakil Walikota Ambon diamini 37 anggota rombongan lainnya.

Dalam kesempatan tersebut, Syarif juga menegaskan bahwa kunjungannya bisa diartikan sebagai langkah awal bagi mereka, untuk  diterapkan di masing-masing daerah mereka, khususnya dalam penanganan sampah dan teknologi terbarukan..

Sementara Asisten Perekonomian dan Pembangunan sekda Kabupaten Tabanan I Wayan Miarsana saat membacakan sambutan Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti mengatakan, Sebagai Daerah Agraris, Kabupaten Tabanan mempunyai wilayah yang cukup luas. Yakni luas wilayah 89.933 HA dengan luas pertanian  62.216 HA berupa sawah 21.089 HA dan bukan sawah 41.127 HA, dan sangat potensial untuk pengembangan pertanian.

“Sampai dengan saat ini, Kabupaten Tabanan masih memberikan kontribusi terbesar terhadap produksi beras di Provinsi Bali. Sehingga masih dijuluki sebagai lumbung pangannya Provinsi Bali, tegas Miarsana.

Dirinya juga menjelaskan, dipilihnya Jatiluwih sebagai tempat pertemuan ini karena kawasan Jatiluwih merupakan yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD sejak tanggal 29 juni 2012. Kekhasan wilayah jatiluwih diantaranya, lahan sawah terasering dengan panorama aalam yang menarik, sebagai kawasan penyangga dan sebagai penghasil beras merah khas Tabanan.

“Terkait dengan pengelolaan lahan tersebut maka sangat diperlukan teknologi ramah lingkungan. Dan kami sangat bergembira atas bantuan Pemerintah Jepang yang kami yakini bisa lebih mengembangkan kawasan Jatiluwih. Dan kami juga patut berbangga karena gerakan kami ini menarik perhatian bagi Tim secretariat Apeksi Komwil VI Indonesia”, ungkapnya.

Dan kerjasama ini kedepannya diharapkan dapat memberikan dorongan dan motivasi kepada masyarakat, untuk mengelola potensi budaya pertanian yang ada agar lebih optimal tanpa merusak lingkungan hidup yang ada untuk peningkatan kesejahteraan, tegas pihaknya.

Hadir pula dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan I Nyoman Budana, Camat Penebel I.G.A. Supartiwi serta perwakilan OPD terkait di Lingkungan Pemkab Tabanan. (Rls/Cia)

Komentar