Basarnas Kekurangan Ribuan SDM
Foto : Liputan Bali. Com
DENPASAR –Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) saat ini masih kekurangan 4 ribu lebih tenaga profesional sehingga menyulitkan melakukan aksi kemanusian di wilayah terdampak bencana. Meski demikian, Basarnas akan terus melakukan penambahan SDM meski sebelumnya dilakukan morotaroium dalam beberapa tahun ini
Sejauh ini, jumlah SDM Basarnas secara keseluruhan sebanyak 3.300 orang. Jumlah itu diinilai masih kurang jika dibandingkan dengan luas wilayah di Indonesia. Meski begitu, Basarnas tetap berupaya melakukan respon cepat (quick respon) jika terjadi bencana seperti rentetan kejadian bencana alam di Lombok, Palu dan terkahir Situbondo jawa timur.
“Jumlah anaggota Basarnas saat ini masih kurang, untuk itu ke depan harus ada penambahan lagi agar lebih efektif,” ungkap Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi saat berkunjung di Kantor SAR Denpasar di Jimbaran, Jumat (12/10).
Dijelaskan, saat ini jumlah aggota Basarnas secara keseluruhan sebanyak 3. 300 orang personil. Idealnya, tegas Syaugi berjumlah 7 ribu personil. Hal itu agar upaya yang dilakukan lebih efektip saat terjadi bencana, semisal melakukan pertolongan sekaligus evakuasi di tengah lokasi bencana.
Untuk itu, dirinya sudah meminta kepada Presiden degan bersurat agar dilakukan penambahan SDM sebab kekurangannya cukup jauh jika dibandingkan dengan luas wilayah Indonesia, bahkan 2/3 merupakan lautan.
“Beberapa tahun belakangan ini di moratorium, dan kami harapkan ke depan ada penambahan SDM,” harapnya.
SDM yang diharapkan yakni SDM dengan kualifikasi khusus dan mampu menunjang kegiatan operasional bencana.
Selain penambahan personil, Syaugi juga mengungkapkan bahwa Basarnas membutuhkan dua unit helikopter disamping satu unit kapal besar dengan kapasatitas besar guna lebih memaksimalkan operasionalisme kinerja tim di lapangan.
Selain berupaya melatih kesiapan personil secara terus menerus, keberadaa alat dan sarana penunjang juga perlu dipikirkan. Kebaradaan kapal besar misalnya, diharapkan bisa membawa kebutuhan minyak, air dan stok logistic.
“Peralatan dan personel perlu disiapkan dan dilatih terus. Karena pulau-pulau kita ini kan banyak dan jauh-jauh. Tanpa helikopter, mungkin kita kurang sigap menjangkau pulau yang jauh-jauh,” papar dia.
Untuk kapal besar ini diharapkan bisa membawa air bersih 100 ton, kemudian bisa didarati helikopter. Kapal ini juga bisa membawa remote operated underwater vehicle untuk melihat korban di dasar laut. Alat itu kita pakai sewaktu pencarian di Danau Toba. Satu kapal ini bisa memuat itu tadi fungsinya.
Untuk proses pembeliannya, Marsekal Syaugi menuturkan menggunakan program multi years. “Artinya dua tahun, karena kalau satu tahun anggaran kita tidak mampu. Helikopter dan kapal ini datangnya tahun depan. Anggarannya cukup, walaupun dipotong-potong,” katanya. (Cia)
Komentar