Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

Kades Magetan Belajar Smart Desa ke Duda Timur

80 Kepala Desa Kewedanaaan Kunjungu Duda Timur. Foto : Oke

KARANGASEM - Desa Duta Timur belakangan ini makin sering mendapat kunjungan dari daerah lain. Ini karena sukssnya desa tersebut menerapkan aplikasi smart desa untuk pendataan warganya. Kali ini sebanyak 83 orang Kepala Desa dan juga staf Kecamatan dari Kecamatan Kewedaaan, Magaten, Jawa Timur berkunjung ke Desa tersebut untuk belajar terkait smart desa.

Selaian itu, para Kades ini juga ingin tahu apa saja yang dilakukan Desa ini sehingga mampu meraih enam rekor muri sekaligus. Perbekel Duda Timur Gede Pawana mengaku banyak belajar dari study banding juga ke daerah lain untuk memajukan desanya.

Dalam stady banding juga mengajak perangkat Desa. Ini dilakukan sejak dua tahun lalu. Selaian smart desa, Duda Timur juga memiliki obyek wisata. Diantaranya adalah Putung di dusun putung dan Air Terjun Jaga Satru di Dusun Pateh.

Ikut dalam rombongan tersebut adalah H Eka Saputra yang juga Sekjan DPP Pakdesi (Persatuan Perangkat Desa red). Pawana mengakui selama ini sudah sekitar 17 kali Desanya menjadi obyek kunjungan. Mereka datang dari berbagai wilayah di Indonesia. Diantaranya Bengkulu, Jepara, Jatim, Sulawesi dan yang lainya.

Mereka ini rata rata penasaran dengan smart desa yang di kembangkan di duda timur. Eka Saputra sendiri mengaku heran kenapa Desa ini sampai meraih enam penghargaan rekor muri. Sementara untuk smart desa dirinya juga perlu belajar menggunakan aplikasi tersebut, karena sangat membantu meningkatkan pelayanan.

“Ini sangat menarik perhatian sehingga ingin berkunjung ke Desa Duda timur. Jelasnya ini akan membantu meningkatkan pelayanan,” urainya. Minggu kemarin. 

Sementara menurut Pawana dengan smart desa juga bisa memberikan pelayanan maksimal kepada warganya. Bahkan untuk warga yang ada di luar daerah. Cukup dengan prin out surat yang dikerjakan secara online. Sementara untuk stempel bisa menggunakan barcode.

Sementara itu Eka mengakui untuk barcode saja ada kepala Desanya yang tidak paham. Tidak itu saja sekalipun di jawa namun tidak semua sudah tersentuh kemajuan. Untuk menggunakan smart phone juga adayang baru belajar.

Saat ini smart drsa terus di kembangkan. Bahkan sekarang sudah ada asosiasi smart desa. Ada 100 Desa di Indonesia yang sudah tergabung dalam asosiasi tersebut. sementara Pawana sendiri sebagai ketua asosiasi. Sementara itu saat ini sudah ada 37 desa yang menggunakan aplikasi canggih tersebut.(*/Oke)

Komentar