22 Desa Pekraman Terima Dana Pahpahan Tanah Lot
Foto : Ist/Hms
TABANAN - Sebanyak 22 Desa Pekraman di Kecamatan Kediri menerima dana pahpahan Daerah Tujuan Wisata (DTW) Tanah Lot kurun waktu 2018 kemarin. Dana hasil pengelolaan tersebut diserahkan secara simbolis di Wantilan Pura Luhur Pakendungan, Beraban, Tanah Lot, Kediri, Selasa, (19/2).
Jumlah dana yang dibagikan sebanyak Rp 6.7 Milyar lebih dan dibagi kepada 22 Desa Pekraman. Dana ini rutin diberikan setiap tahunnya dan diharapkan dapat dimamfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh pihak Desa Pekraman penyanding terkait.
Penyerahan dana dihadiri oleh Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti beserta undangan lainnya. Selain menyatakan apresiasinya, Bupati sekaligus mengintruksikan agar pihak pengelola banyak bersyukur karena memiliki warisan leluhur yang sangat luar biasa, seperti Pura dan Pantai Tanah Lot.
“Ini anugrah yang sangat besar. Daerah lain tidak punya yang seperti ini, satu-satunya di Tabanan yang mempunyai warisan leluhur yaitu Pura Tanah Lot yang menghasilkan dan memberikan berkah kepada masayarakat Tabanan. Astungkara kita harus bersyukur karena memiliki warisan leluhur yang sangat luar biasa. Ini harus dijaga, dirawat dan disyukuri,” ungkap disela-sela sambutannya.
Bupati Eka juga mengingatkan bahwa apapun itu kalau tidak ditata dan dirawat, tidak akan menghasilkan kebaikan. Untuk itu, Bupati Eka mengintruksikan kepada seluruh pengelola DTW Tanah Lot dan seluruh OPD terkait di lingkungan Pemkab Tabanan agar terus meningkatkan kualitas, penataan, sarana dan prasarana di DTW Tanah Lot.
Menurut Eka, salah satu yang menjadi ganjalan adalah tentang penataan pasar dan kebersihan lingkungan di DTW Tanah Lot. Untuk pelaksanaan dan anggaran harus melakukan koordinasi dan komunikasi yang intens antara pihak DTW dengan OPD terkait di lingkumgan Pemkab Tabanan.
Penataan jelasnya akan sangat berpungsi ke depan, dan para wisatawan yang datang khususnya akan lebih nyaman saat berkunjung dan menikmati pemandangan di sekitar obyek wisata.
“Nanti tinggal diatur pelaksanaannya dan anggarannya bagaimana. Bagaimanapun itu adalah salah satu pendukung dari adanya DTW ini. Orang datang pasti belanja dan tidak mungkin untuk melihat Pura saja tapi mereka berbelanja. Semua itu harus ditata dan dirancang, tentunya juga kita harus memperhatikan juga kebersihan lingkungan DTW,” jelasnya.
Disamping penataan pasar dan kebersihan lingkungan DTW, Bupati Eka juga mendorong pihak pengelola agar lebih memperkenalkan potensi kuliner yang ada di Tabanan. Dan tidak kalah pentingnya adalah wisata kuliner.
Maksudnya, bagaimana caranya agar wisatawan tidak hanya beli tiket, namun kita juga bisa mendapatkan pendapatan-pendapatan lain sepanjang mereka ada disini, salah satunya adalah belanja kuliner.
Terkait potensi kuliner Tabanan, Eka sekaligus mendorong untuk segera dibicarakan dengan Bumda tentang pelaksanaan teknis dan rancangannya.
“Cari pedagang-pedagang kuliner yang mempunyai kualitas makanan yang baik, sehingga nantinya kuliner di Tabanan bisa lebih di kenal oleh para wisatawan,” tegasnya.
Selain itu, Bupati Eka juga mengintruksikan agar mempercepat penerapan E-Ticketing, sehingga pengelolaan manajemen di DTW Tanah Lot semakin efektif dan lebih efisien, bahkan ke depan, paparnya, semua DTW di Tabanan akan memakai sistem e-Ticketing agar lebih efektif dan efisien.
Dalam hal ini. Tabanan harus lebih maju dan jangan sampai ketinggalan, dan harus dibuat bener sesuai aturan.
Terkait dengan turunnya kunjungan wisatawan pada DTW Tanah Lot seperti yang diamini oleh pihak pengelola, Bupati Eka menyarankan agar tetap bersyukur dengan apapun yang telah terjadi.
“Tentunya kita juga harus bersyukur. Kenapa demikian, meskipun kunjungan tidak sesuai dengan target tapi tetap kunjungan itu tetap ada dan padat. Jadi mereka tidak ada bosan bosannya datang ke Tanah Lot. Jadi sekarang tinggal bagaiamana penataan DTW ke depannya,” himbaunya.
Disisi lain, Manajer Tanah Lot Toya Adnyana mengatakan untuk kunjungan wisata tahun 2018 mengalami penurunan sebanyak 3.335.882 yang sebelumnya tahun 2017 sebanyak 3.497.825. Hal itu dikarenakan oleh kondisi alam yang terjadi, seperti gempa dan banjir di Jawa merupakan salah satu penyebab, sehingga sangat berpengaruh pada objek.
“Mudah mudahan pada tahun 2019 ini, Tanah Lot kembali exist serta tetap menjadi DTW yang menarik di mata wisatawan, yang mana kunjungan wisatawan didominasi oleh tamu asing,” jelasnya.
Dirinya menambahkan, pihaknya akan memaksimalkan pengembangan kawasan barat DTW Tanah lot yang belum maksimal, pengembangan wisata kuliner dan pementasan kesenian daerah. dengan begitu wisatawan merasa nyaman berkunjung dan tidak hanya melihat keindahan pantai dan sunset semata, sehingga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan.
Dirinya juga berharap semua pihak khususnya Desa Adat se-kecamatan Kediri serta seluruh komponen pariwisata bersama-sama menjaga DTW Tanah Lot, sehingga memberikan keamanan kepada para wisatawan.
“Kami berharap semua pihak khususnya komponen pariwisata untuk bersama-sama meningkatkan keamanan DTW Tanah Lot,” harapnya.
Turut hadir pada kesempatan tersebut, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Tabanan, I Wayan Miarsana, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten Tabanan, AA. Dalem Tresna Ngurah dan Asisten Administrasi Umum Setda Kabupaten Tabanan, I Made Sukada, serta seluruh OPD terkait di lingkungan Pemkab Tabanan dan para Bendesa Adat yang menerima Pahpahan.(*/Cia)
Komentar