Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

Wujud Kebhinekaan Umat, MD KAHMI Badung Gelar Dialog Lintas Agama

Para pembicara dalam Dialog Lintas Agama yang diselenggarakan oleh Majelis Daerah (MD) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kabupaten Badung di Ruang Pancasila kantor DPD RI Perwakilan Bali, kemarin (24/12). diantaranya Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet (Ketua FKUB Bali/Ketua Asosiasi FKUB Indonesia), KH. Mustofa Al Amin (Rais Syuriah PCNU Denpasar), Romo Paskalis Nyoman Widastra, S

DENPASAR – Tautan cinta kasih menjadi pegangan dalam mewujudkan kerukunan dan persaudaraan dalam menjaga negara Indonesia yang isinya beragam, budaya, suku, agama dan ras. Meski, suku dan agama berbeda - beda bukan berarti menjadikan itu perpecahan. Maka dari itu,  terciptalah Pancasila dan  tetap menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia hingga saat ini.

Demikian poin krusial Dialog Lintas Agama yang diselenggarakan oleh  Majelis Daerah (MD) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI)  Kabupaten Badung di Ruang Pancasila kantor DPD RI  Perwakilan Bali, kemarin (24/12).

Menghadirkan empat pembicara lintas agama. Yakni, Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet (Ketua FKUB Bali/Ketua Asosiasi FKUB Indonesia),  KH. Mustofa Al Amin (Rais Syuriah PCNU Denpasar), Romo Paskalis Nyoman Widastra, SVD, M.Si (Ketua Komisi HAK Keuskupan Denpasar, Bali dan NTB), dan Pdt, I Ketut Gede Karyana Guvinda  (Sekretaris Walubi Bali)

Ida Panglingsir Agung mengatakan kearifan lokal  filsafat persaudaraan ada di seluruh Indonesia termasuk di Bali,  seperti menyama braya atau persaudaraan cinta kasih. Ketika berbicara  persaudaraan,   adalah kebersaamaan cinta kasih.   " Kalau menyerapi persaudaraan cinta kasih maka kerukunan otomatis akan terwujud dan  kedamaian terwujud. Ini selaras dengan  ajaran agama kepercayaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Dab kearifan lokal ada di seluruh Indonesia adat termasuk di Bali memang perlu dipedomani," terangnya.

Menurutnya, filsafat persaudaraan adalah Pancasila. Persaudaraan dan cinta kasih adalah titah seperti titah kearifan lokal, agama, titah Negara yaitu Pancasila dengan menjunjung tinggi Bhinneka  Tunggal Ika.

Kemudian,  Rais Syuriah PCNU Denpasar KH. Mustofa Al-Amin, menyatakan dalam perspektif Islam, produk kearifan lokal berasal dari tradisi-tradisi. Soal istilah-istilah bukan merupakan permasalahan yang substantif.

"Semangat untuk para pemuda harus tetap ditanamkan, tanamkan cinta pada agama kita dan itu yang akan mendorong kita untuk senatiasa cinta kepada sesama dan Negara. Negeri konsensus (di wujudkan untuk senantiasa bersama membangun negeri ini). Dalam agama Islam menganjurkan untuk Saling tolong-menolong dalam kebajikan dan takwa," jelasnya. 

Dialog ini dihadiri sekitar 50 orang berasal dari unsur pemuda. Peserta dialog bertukar pikiran dengan narasumber mengenai kebangsaan, toleransi dan kearifan lokal. (Rls/Cia)

Komentar