Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

Tabanan Mulai Alami Kelangkaan Oksigen

ilustrasi tabung oksigen. (Ist)

TABANAN – Kabupaten Tabanan Bali mulai mengalami kelangkaan Oksigen. Kelangkaan seiring meningkatnya lonjakan kasus Covid-19.

Kelangkaan mulai terjadi beberapa hari belakangan ini, dan dikhwatirkan berdampak terhadap penganan pasien Covid-19 atau pasien rawat inap lainnya di sejumlah rumah sakit di Tabanan.

Tercatat ada 8 rumah sakit baik negeri dan swasta di Tabanan dan harus memakai oksigen setiap hari sementara kebutuhan penggunaan semakin meningkat.

Kepala Dinas Kesehatan Tabanan, dr I Nyoman Suratmika menyatakan kehawatirannya prihal keterbatasan oksigen tersebut.

Bahkan jika terjadi keterlambatan pengiriman akan berdampak terganggunya pelayanan terhadap pasien yang membutuhkan oksigen.

Sejauh ini, produksi oksgen masih normal, namun jumlah pemakaian meningkat akibat lonjakan kasus Covid19 di beberapa daerah.  

“Kami tidak bisa berbuat banyak jika tidak ada pengiriman oksigen dari Provinsi,” ucap Suratmika disela-sela menerima obta dan suplemen vitamin bagi pasien isolasi mandiiri di Gor Deber Tabanan kemarin. 

Suratmika menegaskan, stok oksigen yang ada hanya bisa digunakan sampai hari Rabu, 21 Juli 2021 dan kebutuhan akan oksigen tersebut telah diatur oleh pihak Provinsi Bali.

Maksusnya dengan tujuan pemerataan dan semua daerah harus mendapatkan oksigen dengan dikirim dari provinsi,  Misalnya kebutuhan Oksigen 100, tapi yang tersedia 50 Oksigen.

“Jadi hanya tersedia 50 oksigen harus dibagi. Sehingga harapannya tidak ada monopoli Oksigen,” ujarnya.

Di Tabanan sendiri ada 8 rumah sakit sakit baik negeri dan swasta yang memerlukan ketersediaan oksigen setiap hari dalam penanganan pasien Covid-19, diantaranya di BRSU Tabanan, RS Nyitdah, RS Wisma Prasanti dan RS Swasta lainnya.

Hingga Rabu kemarin, ketersediaan pasokan oksigen di Tabanan dibawah 500 kubik, padahal kebutuhan normal setiap hari menjadi  seribu meter kubik.

Dampak lain, pihak rumah sakit terpaksa harus mengurangi tabung okseigen yang diberikan ke pasien dengan alasan pengiritan.

“Saat kondisi seperti ini, mau tidak mau kita harus hemat dan irit. Misal kebutuhan pasien 2 oksigen. Maka untuk menghemat kami berikan 1 tabung oksigen. Itu cara menyiasati,” tandasnya. (Tim/LB1) 

Komentar